Saturday, January 20, 2018

Terima kasih Sioux Snake Rescue

Kamis, 18 Januari 2018 saya dikejutkan ketika ibu mertua memberikan handphonenya kepada saya. Tampaknya istri saya di rumah yang menelpon. Dia bilang baru saja melihat ular kecil keluar dari gudang penyimpanan di atas plafon di kamar tidur utama rumah kami. Ibu mertua yang tampak gugup segera menyuruh saya untuk pulang, meski pun saat itu kami sedang menunggu antrian operasi bapak mertua di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.

Ular Gadung berbisa tinggi, dengan ciri warna merah pada ekornya

Tepat pukul 22.00 saya meluncur pulang dan mendapati istri dan kedua putri saya duduk-duduk di ruang tamu penuh kecemasan. Jangankan mereka, saya pun turut cemas, meskipun tidak secemas dulu ketika ada ular masuk dan beranak pinak di rumah kami yang lama. Segera saja saya masuk ke kamar dan mengecek ke gudang penyimpanan di plafon atas. Menggunakan tangga aluminium setinggi 2 meter saya amati perlahan setiap tumpukan barang-barang yang lama tidak kami gunakan. Ah, sepertinya saya melihat ada kepala ular kecil dengan mata tajam menatap saya dalam persembunyian, tepat di bawah kardus TV yang kosong. 

Saya turun lagi dan mengambil tongkat bambu yang sengaja saya siapkan sejak dulu untuk berbagai keperluan, seperti saat ini. Namun ketika coba saya angkat kardus TV kosong tersebut, tampaknya si ular sudah lebih dulu bergegas melarikan diri. Tentunya melarikan diri ke tumpukan barang-barang seperti kardus-kardus dan perkakas lain yang tidak digunakan. Wah wah...ini sepertinya akan menjadi pekerjaan yang berat dan membahayakan.

Malam itu pencarian akhirnya saya tunda karena saya harus pergi ronda. Pukul 23.30, dan anak istri mulai merebahkan diri di sofabed depan TV ruang tamu, belum berani tidur dalam kamar.

Pukul 02.00 dini hari, Jumat 19 Januari 2018 saya pulang dari ronda, dan mendapati istri saya belum bisa tidur karena masih kepikiran si ular...maklum kami sedang mempunyai bayi yang masih berumur 20 hari, sehingga menyebabkan kekhawatiran bertambah. Malam itu saya ajak anak istri untuk pindah tidur ke kamar, karena lebih aman tidur di atas tempat tidur dari pada di sofabed depan TV. Mereka terlelap tidur ditemani saya yang lebih fokus menjaga mereka dan sesekali melihat sekeliling kamar bilamana ada ular muncul...meski kemudian rasa kantuk tak tertahan dan sekitar pukul 03.00 saya pun tertidur.

Bangun pagi dan kami masih dihinggapi rasa was-was karena di ular belum berhasil ditemukan. Lalu saya teringat dengan suatu postingan di internet tentang komunitas pecinta ular yang bermetamorfosa menjadi penyelamat ular. Komunitas ini adalah Sioux Indonesia, yang bermula dari lembaga studi ular Indonesia, yang sekarang berubah menjadi lembaga swadaya masyarakat non-profit bernama Yayasan Sioux Ular Indonesia (SIOUXFoundation). Sioux didirikan tahun 2003 oleh 4 orang pramuka, yang sekarang telah mempunyai anggota ratusan orang di seluruh penjuru Indonesia.

Sioux Indonesia ingin mengubah paradigma negatif masyarakat Indonesia tentang ular, serta mendorong agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, dan kepedulian terhadap ular agar terhindar dari kepunahan. Yayasan ini lah yang sering kali menghimbau masyarakat untuk tidak membunuh ular. Ketika ditemukan ular di luar habitatnya, tugas manusia untuk mengembalikan ke habitatnya, bukan untuk membunuhnya. Dan untuk itu, Sioux Indonesia siap membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan (rescue) bilamana ditemukan ular di tempat yang tidak dikehendaki seperti di rumah, kantor, dan lain sebagainya. Yayasan Sioux Indonesia aktif mengadakan workshop atas permintaan instansi, kegiatan kepramukaan, dan edukasi di masyarakat.

Dan benar saja, langsung saya kontak nomor handphone mas Aji Sioux yang saya dapat dari googling. Mas Aji ini ternyata adalah ketua Sioux Indonesia dan kebetulan berdomisili di Yogyakarta. Beliau kemudian dengan cekatan meminta lokasi rumah yang saya share lewat whatsapp, dan dihubungkan dengan salah seorang anggota Sioux terdekat dari rumah saya.

Singkat cerita datanglah mas Adit (sekitar 17 tahun) dan pak Febri (sekitar 45 tahun) ke rumah saya, lengkap dengan peralatan dinas berupa tongkat khusus untuk handling ular, dan sebagainya. Mereka dengan super ramah dan cekatan mulai melakukan sweeping di gudang penyimpanan di atas plafon rumah. Sambil sesekali mereka memberikan edukasi kepada saya dan istri tentang ular dan penanganannya ketika masuk rumah.
Adit Sioux dan Febri Sioux melakukan sweeping ular di gudang penyimpanan barang

Seluruh barang dicek satu persatu namun kami belum juga menemukan yang dicari. Hingga akhirnya dapat dipastikan bahwa lokasi sudah bersih dari ular. Kuat dugaan tersangka berhasil melarikan dari dari lubang-lubang plafon gudang yang memang belum terpasang list gypsum, sehingga menjadi akses keluar masuk ular berukuran kecil. Setelah barang dikembalikan susun rapi, kami makan siang bersama di ruang tamu sambil mendengarkan edukasi dari mereka berdua. Sungguh ilmu yang sangat bermanfaat dan tak kami duga sebelumnya, seperti misalnya anjuran WHO terbaru dalam hal penanganan pertama akibat gigitan ular, dimana kita tidak dianjurkan mengikat salah satu organ korban gigitan, agar darah mengandung bisa ular tidak menyebar, tetapi justru pengikatan akan membuat organ mati jika terlalu lama, karena tidak mendapat asupan darah, dan berujung pada amputasi.

Beberapa pelajaran berharga yang kami dapatkan dari tim Sioux Snake Rescue ini antara lain:
  • Perhatikan rumah kita, dan pastikan tidak terdapat lubang atau celah yang dapat menjadi akses keluar masuknya ular dan binatang lain.
  • Jika ditemukan ular di dalam rumah, pastikan kita tenang, dan jika ular berada dalam space yang cukup, kita bisa menutupnya dengan ember besar, dan setelah itu memanggil bantuan.
  • Jika dirasa ukuran ular tidak terlalu besar, kita dapat gunakan sapu untuk menghalaunya keluar rumah. Ukuran panjang sapu sekitar 1 meter adalah jarak aman kita dengan ular.
  • Tidak dianjurkan menangkap ular tanpa alat sama sekali, meskipun kita sudah terlatih. Bahkan tim Sioux pun selalu melengkapi diri dengan peralatan khusus untuk menangkap ular di bawah 1 meter.
  • Jika kita tergigit ular, langkah yang diambil adalah diam istirahat, mengurangi gerakan apapun agar bisa dalam darah tidak cepat menyebar, lalu menghubungi rumah sakit untuk dibawakan serum antibisa. Atau jika memungkinkan dan cepat, kita bisa datang ke rumah sakit yang menyediakan serum antibisa. Perlakuan pengikatan organ tubuh dan penyayatan di luka gigitan untuk mengeluarkan darah tidak dianjurkan, karena akan merusak organ itu sendiri.
Kedua tim Sioux kali ini gagal mendapatkan tersangka, namun mereka telah sangat membantu kami sekeluarga untuk membesarkan mental dan menambah pengetahuan kami tentang ular. Bagi sahabat semua yang ingin mendapatkan bantuan dari Sioux Snake Rescue dapat menghubungi via whatsapp mas Aji, Ketua SSR di nomor 0817-6800-446
Yayasan Sioux Indonesia memberikan edukasi dalam kegiatan Pramuka
Sumber: facebook Yayasan SIOUX Ular Indonesia

Cara Menentukan Tema Channel bagi Youtuber Pemula

Hai halo youtube mania, para content creator , dan pemirsa youtube. Assalamualaikum. Video ini diproduksi dan diupload saat pandemi covid-1...