Wednesday, August 9, 2017

Melindungi ayam lokal kita

MENJAGA MARTABAT AYAM KAMPUNG

Oleh: Awistaros A. Sakti
(Terbit di Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan INFOVET edisi 229, Agustus 2013)
Peneliti Bidang Pakan dan Nutrisi Ternak
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI)

Yang disayang masyarakat Indonesia itu, ternyata berpotensi lebih besar daripada ayam ras.

Bagaimana tidak. Untuk mendapatkan keuntungan bersih sekitar tiga juta per bulan, peternak hanya membutuhkan 1.000 ekor DOC ayam kampung untuk dibesarkan sebagai ayam kampung pedaging (Krista dan Harianto, 2010). Tentu skala 1.000 ekor ini tidak akan nampak menguntungkan, bila yang dipelihara adalah ayam broiler. Beberapa pendapat mengemukakan bahwa profit margin dari 1.000 ekor ayam kampung pedaging setara dengan 5.000-10.000 ayam broiler. Belum lagi jika dibandingkan dengan usaha pembibitan. Jumlah 500 ekor betina saja bisa menghasilkan lebih dari 10 juta keuntungan bersih per bulan (Krista dan Harianto, 2010). Meskipun tentu saja ini harus disertai dengan manajemen budidaya yang tidak sederhana.

Keunggulan sebagai Warisan
Ayam kampung yang menjadi plasma nutfah negaranya sendiri (Indonesia), hanya berjumlah sekitar 25% dari total populasi ayam broiler tahun 2011 (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2012). Tapi di lain sisi, ayam kampung merupakan ternak terdekat yang bisa hidup berdampingan dengan masyarakat. Mengapa demikian? Padahal kita tahu bahwa produktifitas ayam ini sangat rendah dibanding jenis ayam komersial lainnya. Untuk mencapai bobot 1-1,1 kg saja, dibutuhkan waktu 13-14 minggu (Trobos Livestock edisi 162/Tahun XIV), dan dengan pemeliharaan intensif hanya mampu dihasilkan paling banter sekitar 150 butir telur per tahun. Jawabannya adalah, dibanding ayam ras, ayam kampung lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca tropis, mampu mencerna serat kasar lebih tinggi dan membutuhkan protein pakan yang lebih rendah, mampu diusahakan sebagai usaha sambilan maupun simpanan (tabungan) bagi masyarakat pedesaan, dan mungkin jawaban paling politis adalah, karena ayam kampung dilindungi undang-undang sebagai potensi lokal yang hanya boleh diusahakan oleh peternakan rakyat.
Kelebihan lain dari ayam kampung adalah mempunyai segmen pasar sendiri. Daging dan telur ayam kampung tidak perlu bersaing ketat dengan ayam ras untuk memperebutkan pangsa pasar. Daging ayam kampung mampu bertahan dengan harga lebih tinggi sekitar 10-20% dibanding daging broiler. Telurnya pun masih dihargai dalam satuan butir (bukan kiloan), yang jatuhnya pun lebih tinggi 20-25%. Harga daging dan telur ayam kampung relatif lebih stabil dibandingkan ayam ras, yang menjadikannya lebih aman (secara hitungan bisnis) untuk dipelihara dalam skala produksi yang tidak terlalu besar.


Dokumentasi pribadi

Mengurangi Sisi Resiko
Bagaimana cara meningkatkan produktifitas? Budidaya secara konvensional dengan cara diumbar bebas di pekarangan rumah tentu saja bukan menjadi pilihan yang tepat untuk kondisi saat ini. Mutasi gen mikrobia patogen terus berkembang dan semakin resisten terhadap antibiotik. Berdirinya peternakan komersial ayam ras di lingkungan pedesaan memang perlu menjadi perhatian bagi para peternak ayam kampung. Sebagai contoh, saat ini industri peternakan broiler nasional dibuat bingung dengan semakin kokohnya koloni sebaran Escherichia coli (APEC) yang mampu bertahan apapun jenis antibiotik yang diberikan. Ini mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan semakin buruk, yang berimbas pada ekosistem dimana ayam kampung dipelihara.
Pemeliharaan secara semi-intensif maupun intensif, dengan cara dikandangkan dan diatur pola makannya, menjadi pilihan yang tidak boleh ditolak lagi. Kedua, pemilihan bibit unggul juga menjadi aturan main penting untuk memperoleh produksi maksimal. Kita bisa mengambil ternak yang ada di pasaran, lalu dikarantina dan diseleksi keunggulannya. Karena sejujurnya masyarakat belum terlalu peduli tentang apakah ayam kampung yang akan mereka jual tersebut berkualitas atau tidak. Ketika membutuhkan dana sebrakan, segera saja ayam kesayangan dijual. Sehingga jika kita cermati, banyak ayam kampung berkualitas yang beredar di pasaran. Jika tidak diselamatkan, kasusnya akan sama dengan kondisi sapi lokal saat ini. Harus masuk rumah pemotongan, tidak peduli masih produktif atau tidak.
Melihat peluang pasar daging ayam kampung yang sangat terbuka, saat ini bermunculan pembibit di daerah. Mereka menghasilkan DOC ayam kampung dengan berbagai kelebihan dan kekurangan dalam segi kualitas produk. Beberapa pembibit rela melakukan teknik seleksi bertahun-tahun demi mendapatkan induk dan pejantan yang unggul, baru kemudian menjual DOC sebagai final stock yang berkualitas dan berasal dari grade murni ayam kampung. Namun, tidak sedikit pula yang mengambil jalan pintas, yakni melakukan teknik persilangan antara final stock ayam layer (ras petelur) dengan ayam jantan kampung. Hasilnya, diberi julukan DOC ayam kampung super. Teknik “main silang” seperti ini dikawatirkan semakin menghilangkan potensi genetik ayam kampung asli Indonesia. Meskipun, ada pula pembibit yang menyematkan brand ayam kampung super, benar-benar untuk DOC hasil persilangan ayam kampung unggul (tidak ada darah ayam ras).
Regulasi untuk Perlindungan
Peraturan Presiden nomor 36 tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, menguatkan status usaha pembibitan dan budidaya ayam buras (kampung) dan persilangannya, yang hanya dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Peluang berdasarkan peraturan ini semestinya menjadi kesempatan berharga bagi pemerintah dan masyarakat, untuk bersama-sama melestarikan keaslian ayam kampung kita, sekaligus membangun  perekonomian rakyat melalui peternakan ayam kampung. Sudah dijamin bahwa pemodal asing tidak akan mempunyai ruang bebas untuk mengembangkan ayam kebanggaan kita ini. Namun, perlu adanya regulasi lanjutan yang tepat dan tegas dari pemerintah untuk mengatur keamanan genetik ayam kampung, dari tindakan “main silang” yang dilakukan peternak. Beberapa pusat penelitian dan pengembangan genetik hewan ternak di Indonesia, telah menghasilkan beberapa strain ayam kampung unggul. Tentunya ini yang diharapkan dapat didiseminasikan kepada masyarakat yang sebagian masih awam dengan dunia riset pemuliaan ternak.
Tuntutan faktor kuantita produksi daging selalu meningkat, tetapi kita juga dihadapkan pada isu keamanan pangan. Antibiotik sintetis dalam ransum pakan sudah dilarang di Amerika dan Eropa. Residu dari antibiotik sintetis yang ada di daging dan telur, mempunyai dampak merugikan bagi kesehatan konsumennya. Namun, alih-alih berbicara mengganti antibiotik sintetis dengan bahan organik, permasalahan di negara kita masih berkutat pada rendahnya tingkat konsumsi protein hewani, serta rendahnya produktifitas ternak itu sendiri. Oleh karenanya, yang masih terus digenjot pemerintah sampai saat ini adalah dua hal mendasar tersebut. Padahal jika kita tinjau, lebih tingginya harga daging ayam kampung dibanding ayam ras, salah satunya disebabkan karena nilai dari keamanan pangan itu sendiri. Ayam kampung yang dipelihara di pedesaan dengan pakan alami (organik), menghasilkan produk daging yang aman dan sehat. Secara tidak sengaja, sebenarnya kultur kita sudah menghargai mahal arti dari sebuah keamanan pangan.

Segmen Pasar Berkelas
Peluang bisnis ayam kampung selalu terbuka lebar, bahkan beberapa kalangan tidak mau mencampur aduk pangsa pasar ayam kampung dengan ayam ras. Ibarat jalan raya, ayam kampung mempunyai jalur sendiri layaknya busway. Jumlahnya kalah jauh dari ayam ras, tetapi mempunyai segmen pasar dan harga sendiri yang berkelas. Jika yang dilirik adalah usaha pro rakyat, maka selayaknya usaha ayam kampung merupakan pilihan tepat. Semoga masyarakat peternak ayam kampung menyadarinya, dan tidak lagi merendahkan martabat ayam kampung kita, dengan cara “main silang” seperti kasus di atas, sehingga slogan yang selama ini digaungkan, menjadi raja di negeri sendiri, dapat terpenuhi.
Awistaros A. Sakti, 2013

No comments:

Post a Comment

Cara Menentukan Tema Channel bagi Youtuber Pemula

Hai halo youtube mania, para content creator , dan pemirsa youtube. Assalamualaikum. Video ini diproduksi dan diupload saat pandemi covid-1...