Friday, February 23, 2018

Mengembangkan Bisnis seperti Bermain Game SimCity

SimCity Build It

Mas Awistaros, supaya usahanya cepat berkembang, kami dari bank mau menawarkan pinjaman lunak untuk usaha, bisa capai satu M kalau njenengan mau. Gimana mas saya bantu memproses ya...

Salah satu rekan di salah satu bank BUMN menawarkan (lagi) ke saya pinjaman kredit usaha. Dulu saya pernah sekali meminjam di bank, untuk usaha Awistaros Homeland, salah satu usaha favorit saya yaitu pengembangan properti kecil-kecilan. Ya dibilang kecil karena bukan mengembangkan perumahan, tetapi hanya rumah tinggal minimalis modern dengan jumlah hanya 1-2 unit di sekitaran Yogyakarta.

Namun, sejak saya belajar dan merasa bodoh plus malas karena baru kali itu memahaminya, saya mulai mengubah jalan pikiran dan jalan hidup. Betul, saya sekeluarga meniatkan hati untuk hijrah meninggalkan riba. Di dalam ajaran agama kami, jelas bahwa riba dan segala sesuatu terkaitnya dilarang oleh Allah SWT. Bukannya semakin maju, justru merasa semakin kekurangan. Dan itu yang saya rasakan, padahal dana besar di tangan bukan?

Allah maha pengasih, maha penyayang
Dan setelah belasan tahun menjalani pengalaman berharga di dunia usaha, terbersit suatu kesimpulan kecil yang saat ini menjadi peneduh hati dan jiwa saya.

Berusahalah tanpa riba. Ini perintah untuk diri saya pribadi.
Bagi startup, mulai dengan modal seadanya, sama persis ketika bermain game membangun kota seperti halnya SimCity, Township, Paradise City Island Sim Bay, dan sebagainya (game wajib di gadget saya hehe...)
Dalam game tersebut, kita hanya diberi modal dana (dan emas) terbatas untuk bisa membangun 1-2 unit properti saja. Waktu akan membantu kita untuk mendapatkan pendapatan dari pengelolaan properti tersebut.

Demikian juga dengan usaha. Dengan tekad yang benar sebagai wirausaha, kita sebaiknya bersabar dengan terus mengoptimalkan modal yang ada. Sekali lagi waktu yang akan memberikan jalan bagi pendapatan-pendapatan kita.

Namun, bila kita termasuk orang yang mengerti bisnis, dan tidak sabar dengan lambatnya laju di awal periode, maka bisa saja kita memanfaatkan investor sebagai pengungkit usaha, dengan sistem bagi hasil non riba. Untung dibagi bersama, rugi pun juga.

Insya Allah, lebih aman secara lahir dan batin, serta menjaga keberkahan dari langkah kaki kita dalam menjemput rejeki yang Allah sebar di muka bumi ini. Allah maha pengasih, maha penyayang. Mari kita kembali ke jalan yang sudah ditunjukkan Allah melalui rasulNya, yang tertulis dalam kitabullah penuntun jalan hidup kita sekeluarga menuju terang dunia dan akhirat...aamiin yaa rabbalalamin.

Prediksi Pasar Domba Kambing Sepanjang 1439 H

Momen Idul Adha menjadi penting bagi peternak dan pedagang ternak qurban untuk memaksimalkan laba, namun tampaknya perlu strategi khusus bagi keduanya, untuk Idul Adha tahun depan


Terbit dalam INFOVET, Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan Edisi Februari 2018~


Hampir dipastikan setiap tahunnya, selalu ada cerita peternak menjerit karena rendahnya harga pasar domba dan kambing mereka. Realita ini sulit dijelaskan bilamana tidak utak atik mekanisme pasar. Namun, setidaknya penurunan harga pasar ini ditentukan pula oleh momen krusial di masyarakat yang mempengaruhi suplai dan demand domba kambing hidup. Ya, dikatakan ternak hidup karena berdasarkan pengalaman penulis, hanya harga ternak hidup yang sering naik turun, berbeda dengan harga produk hilirnya seperti daging dan karkas yang cenderung stabil, didukung pula oleh kenyataan bahwa domba kambing tidak dijadikan objek politik, berbeda dengan sapi.

Momen Idul Adha sebagai Anugerah
Tingginya jumlah populasi manusia Indonesia dengan kategori kekuatan ekonomi negara berkembang, mempunyai dampak berupa lenturnya mekanisme pasar yang disebabkan oleh perihal sosial budaya, terutama di daerah pedesaan sebagai lumbung ternak, tetapi dengan jumlah kepemilikan terbatas (kurang dari 5 ekor per peternak). Survei di Jawa Tengah menunjukkan bahwa ternak lebih condong digunakan sebagai tabungan dibanding penghasil cash money (Budisatria et al., 2007). Jika membutuhkan dana mendesak, alternatif utama yang akan diambil adalah dengan menjual ternak tabungan mereka. Hal ini menjadi catatan penting, bahwa motivasi menjual adalah karena kebutuhan uang mendesak, bukan karena kegiatan usaha murni. Motivasi seperti ini mempunyai kelemahan, yaitu mempunyai nilai tawar yang rendah, atau sangat tergantung pada kondisi sosial setempat. Jika kejadian ini dilakukan berjamaah, misal karena peternak sama-sama menghadapi pergantian tahun ajaran baru anak-anak mereka, mau pun kebutuhan mendesak jelang hari raya, maka dipastikan akan menurunkan harga jual karena membludaknya jumlah ternak di pasaran.
Hari raya keagamaan umat Islam, salah satunya adalah Idul Adha, atau yang lebih popular dikenal dengan sebutan musim haji atau musim qurban. Musim yang menyita perhatian pedagang sekitar 1 bulan pra dan pasca hari raya ini, merupakan puncak tingginya permintaan ternak qurban, baik domba, kambing, atau pun sapi. Harga jual ternak ke konsumen pada musim qurban ini meningkat bervariasi dari 10-50% dibanding hari biasa dengan harga normal. Sesuai mekanisme pasar, harga akan otomatis terkatrol seiring meningkatnya permintaan ternak qurban. Sehingga pedagang akan beramai-ramai menyetok ternak jelang musim tersebut. Musim qurban tahun ini (2017), berdasarkan hasil survei dan pengalaman penulis sebagai pedagang ternak qurban khusus domba dan kambing sejak tahun 2008, terjadi peningkatan permintaan ternak ruminansia kecil (kambing dan domba) hingga 30%. Bahkan beberapa rekan pengusaha mengaku meningkat hingga 50%.
Preferensi konsumen di musim qurban 1438 H (2017 masehi) di D.I. Yogyakarta masih didominasi domba dibanding kambing, meski pun ada kecenderungan peningkatan penjualan kambing dibanding domba. Hal ini bertolak belakang dengan preferensi konsumen di jalur utara Jawa Tengah (pantura) dengan kambing masih sangat mendominasi penjualan hingga 90%. Range harga domba dan kambing di D.I. Yogyakarta masih lebih ramai di segmen harga 2-3 juta, atau tepat di bawah harga iuran sapi qurban (2,7-3,1 juta per orang untuk 7 orang sohibul). Dan yang lebih menarik adalah, terjadi peningkatan yang signifikan di segmen domba kambing kelas tinggi (harga di atas 3 juta, di atas harga iuran sapi), dimana konsumen mulai tertarik memperhatikan kualitas domba kambing dari segi penampilan fisik, kebersihan bulu domba, jenis ternak unggul (domba Garut dan kambing Peranakan Etawa), dan kelengkapan spesifikasi (timbangan digital, potret gigi seri, riwayat obat, dll.).

Olah Strategi Masing-masing Sektor
Idul Adha 1438 H kemarin tepat pada hari Jumat, 1 September 2017, atau sekitar 2 bulan pasca pergantian tahun ajaran bagi sekolah. Pengusaha ternak qurban merasakan adanya penurunan harga kulak domba dan kambing di D.I. Yogyakarta disebabkan momen pergantian tahun ajaran tersebut. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa hal ini dipicu tingginya angka penjualan ternak “tabungan” oleh peternak. Dan jika dicermati, maka tanggal jatuhnya hari raya di tahun 2018 akan lebih awal dibanding tahun 2017, dimana pola ini diyakini akan terjadi lagi. Perlu dicatat bahwa 2 bulan sebelum hari raya Idul Adha merupakan hari raya Idul Fitri. Artinya akan ada 3 momen besar di sini yang mempengaruhi harga, yaitu Idul Fitri, pergantian tahun ajaran sekolah, dan Idul Adha. Perlu olah strategi bagi peternak dan pedagang di masing-masing sektor untuk mengamankan asetnya.
Grafik 1. Prediksi pasar kambing dan domba 1439 H
Peternak diyakini akan menahan domba dan kambing mereka sejak Oktober 2017 hingga April 2018, yang didukung oleh melimpahnya pakan hijauan di musim penghujan. Harga pada 7 bulan di musim penghujan ini dikategorikan normal, meskipun biasanya terjadi gejolak penurunan harga di beberapa daerah dengan pakan hijauan terlalu melimpah. Di sepanjang musim ini, diyakini pasar domba kambing lebih banyak ke arah bakalan jantan dan domba betina potong untuk mensuplai rumah makan dan aqiqah services. Ada pendapat bahwa awal tahun hingga April 2018, adalah saat yang tepat bagi peternak untuk menjual ternaknya dengan harga normal. Jika terlambat, maka mereka harus dihadapkan pada mekanisme pasar di bulan Mei-Juli 2018 dimana diprediksi harga akan turun seiring berlomba-lombanya pengusaha mencari ternak dagangan, berkorelasi dengan meningkatnya penjualan ternak “wajib” oleh peternak. Atau pun jika peternak masih mempunyai talangan dana menghadapi 3 momen tersebut, maka disarankan menjual ternaknya tepat di musim qurban langsung ke konsumen qurban.
Hal ini tidak mustahil dilakukan peternak dengan kepemilikan kecil, tanpa perlu membuka lapak dan mendeklarasikan diri sebagai penjual ternak qurban. Cukup memanfaatkan media sosial dan kemajuan teknologi informasi lainnya. Sederhana dengan metode tahan jual, atau ikhlaskan jual. Bagaimana dengan para pengusaha? Ada beragam cara yang tentunya tidak perlu dibahas disini. Yang paling penting adalah terjalinnya hubungan mutualistik antara pengusaha domba kambing dengan peternak kecil. Karena tidak dipungkiri bahwa sebesar apapun skala usaha pengusaha domba kambing, selalu tidak lepas dari peran peternak skala kecil, karena sama-sama berperan membentuk sistem pasar yang diharapkan akan saling menguntungkan, membangun peternakan dengan kekuatan sosial (Sakti, 2016), demi kesejahteraan bersama pelaku ekonomi peternakan di Indonesia. Jayalah peternak Indonesia.


Cara Menentukan Tema Channel bagi Youtuber Pemula

Hai halo youtube mania, para content creator , dan pemirsa youtube. Assalamualaikum. Video ini diproduksi dan diupload saat pandemi covid-1...